Strategi Komunikasi Antar Budaya Hasil Rancangan Mahasiswa Ppkn UNESA Lolos Mendapat Pendanaan dalam PKM 2021 DIKTI
Surabaya terkenal sebagai kota yang multi etnis, banyak masyarakat berasal dari berbagai daerah serta kebudayaan yang beragam. Kondisi ini telah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, pada tahun 1930 ketika dilakukan sensus penduduk oleh pemerintah kolonial Belanda diketahui lebih dari 50 persen penduduk kota Surabaya pada waktu itu lahir dari Kabupaten-kabupaten di luar kota Surabaya, seperti Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Jombang, Tuban serta Kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur (Basundoro, 2013: 94). Demikian pula diketahui di Surabaya terdiri dari beragam suku bangsa, diantaranya Jawa sebagai mayoritas (83,68%), suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti Bali, Batak, Bugis, Manado, Minangkabau, Dayak, Toraja, Ambon, dan Aceh atau warga asing.
Keberagaman yang terjadi di Surabaya ini membawa dampak pada komunikasi antar masyarakatnya, diperlukan strategi yang tepat agar komunikasi antar budaya yang beragam tersebut dapat terjalin dengan harmonis. Menyikapi kebutuhan ini, mahasiswa PPKn UNESA yang terdiri dari : Nindy Puspitasari, Diba Sofinadya, dan Sulthoni Edgar Diponegoro mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Antarbudaya Dalam Membangun Masyarakat Multikulturalisme (Studi Kasus di Surabaya)”. Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan narasumber dan dilakukan pada masa pandemi, oleh karenanya pelaksanaannya memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
Tim peneliti telah berhasil mengidentifikasi pola komunikasi masyarakat Jawa, Madura, Cina, dan Arab. Mereka memperoleh itu dari hasil observasi di wilayah Ampel dan Tambakbayan tentang interaksi yang terjalin antar budaya dalam kehidupan sehari-hari, karena pada wilayah ini yang menggambarkan keseluruhan budaya terangkum dalam suatu wilayah. Hasil penelitian berupa strategi komunikasi antar budaya yang terjadi di Surabaya melalui kegiatan keagamaan dan non keagamaan pada akhirnya diajukan dalam PKM 2021, dan termasuk sebagai salah satu tim yang lolos mendapatkan pendanaan DIKTI. Maka hal ini membuktikan kiprah mahasiswa PPKn UNESA tidak hanya berguna dan diterima masyarakat lokal, namun juga diakui secara nasional.